PROGRAM EDUKASI POLA ASUH DAN KONFLIK KELUARGA BERSAMA IBU-IBU MELALUI HOME VISIT DI PADUKUHAN PINGITAN DAN JITAR, MOYUDAN, YOGYAKARTA

Univeristas Negeri Yogayakarta (UNY) telah menerjunkan mahasiswa program studi pascasarjana (S2) jurusan Pendidikan Nonformal dalam rangka praktik lapangan. Praktik Inovasi Program Pembelajaran” yang diampu oleh dosen Dr. Puji Yanti Fauziah, S.Pd., M.Pd dan Dr. Drs. Hiryanto, M.Si. Praktik pada matakuliah ini agar mahasiswa mampu merancang dan melaksanakan program yang inovatif serta memberikan manfaat lansung kepada masyarakat.

Salah satu mahasiswa yang melaksanakan praktik adalah Ummu Latifa Az Zahra. Praktik ini dilaksanakan di salah satu desa yaitu Sumberarum, Moyudan, Sleman tepatnya pada Padukuhan Jitar dan Pingitan. Praktik ini dilaksanakan dengan dua mahasiwa yang lainnya sesuai dengan fokus masing-masing. Ummu Latifa Az Zahra memilih program Edukasi Pola Asuh dan Konflik Keluarga bersama ibu-ibu Padukuhan Jitar dan Pingitan berdasarkan hasil observasi dan diskusi bersama pihak-pihak terkait di Padukuhan tersebut. Berbagai latar belakang ibu-ibu di padukuhan jitar pingitan membuat Ummu Latifa tertarik untuk melanjutkan program edukasi terkait pengetahuan parenting yaitu pola asuh dan konflik keluarga. Tema parenting juga menjadi bagian dari permintaan warga padukuhan jitar dan pingitan. Ummu Latifa Az Zahra melakukan pengamatan bahwa pengetahuan masyakat tentang pola asuh dan konflik keluarga akan berdampak terhadap bagaimana perkembangan dan keberlansungan keluarga secara menyeluruh. Banyaknya kasus kekerasan dirumah tangga tentunya menjadi masalah serius, selain itu ekkerasan terhadap anak juga menjadi kasus yang sering dilaporkan, selain itu masalah pola asuh yang buruk dan penelantan juga menjadi masalah yang belum menemukan titik selesai. Setiap hari kita mendengar di berika bagaimana kasus kekerasan dalam rumah tangga dan penelantaran anak selalu muncul.Menilik data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sejak 1 Januari 2022 hingga 14 Februari 2023 mencatat bahwa sudah ada 3.173 kasus kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu Hasil Survei Sosial Ekonomi (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menyebutkan sebanyak 3,73 persen bayi dibawah lima tahun (balita) pernah mendapatkan pola pengasuhan tidak layak. Selain itu padukuhan Jitar dan Pingitan juga menjadi Padukuhan yang dibina oleh kelompok SOS seajak tahun 2022, yang mana bergerak untuk aktif dalam mendukung hak-hak anak dan berkomitmen memberikan anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan pengasuhan orang tua kebutuhan utama mereka, yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang.Berdasarkan hal tersebut ummu Latifa az Zahra akhirnya memilih program edukasi pola asuh dan konflik keluarga.

Program edukasi ini dilaksanakan secara komunal dan home visit selama kurang lebih 1 bulan. Program secara komunal dilaksanakan diawal pertemuan dan diakhir pertemuan. Sementara pada pertemuan selanjutnya dilakukan secara visit home/ dari rumah kerumah. Dalam sehari Ummu Latifa Az Zahra mengunjungi rumah 1-3 rumah untuk melakukan program edukasi ini. Program edukasi secara visit home dipilih agar memudahkan mahasiswa untuk melakukan sharing, edukasi dan disukusi. Ummu Latifa az Zahra menemukan bahwa tiap keluarga memiliki latar belakang yang berbeda-beda, keunikan masaing-masing, karakter dan sitiasi yang tidak sama. Sehingga kunjungan rumah/visit home ini menjadi pilihan yang tepat untuk melakukan edukasi. Selain itu saat program belansung masyarakat sangat antusias saat menceritakan kondisi pola asuh dan konflik yang terjadi dalam rumah tangga. Bahkan terdapat pula keluarga yang terharu saat mencerikan kondisinya.

Terdapat penemuan menarik pada saat program berlansung yaitu tingginya kebutuhan keluarga akan informasi tentang perkembangan anak-anak mereka. Karena mayoritas dari ibu-ibu memiliki anak usia 3-6 tahun. Berbagai permasalahan menjadi bahan diskusi dan sharing kami. Meliputi bagaimana pola asuh anak yang baik, bagaiamana membangun kemandirian anak, dan bagaimana mengatasi berbagai konflik dalam keluarga baik mertua, anak maupun suami. Setelah program visit home telah dilaksanakan kurang lebih selama 3 minggu. Kegiatan edukasi ini ditutup dengan kegiatan materi konflik keluarga sekaligus buka bersama keluarga. Pada saat diskusi, para bapak-bapak juga diberi kesempatan bagaimana penyelesaian konflik dalam rumah tangga yang baik. Tentunya program edukasi juga memberikan banyak ilmu terhadap masyarakat dan mahasiswa selaku fasilitator.

Ibu-ibu padukuhan merasa senang dengan kehadiran mahasiswa S2 PLS dengan program ini. Hal ini dibuktikan dengan berbagai pesan yang masuk dan berharap bisa melakukan sharing dan dikusi kembali. “Alhamdulillah, mba ummu dan mba alma datang kerumah, senang bisa berbincang-bincang tentang anak, hobi anak. Tentang poal asuh, cara amenjaga anak jadi biar bertukar pikiran. Semoga sukses selalu”. Selain itu “ Terimakasih mba ummu dan mba alma sudah datang kerumah. Memberikan masukan tentang pengasuhan anak dan segala macamnya. mudah-mudahan kedepana bisa bermanfaat untuk saya.” “ Terimakasih saya ucapkan kepada mba ummu.sudah memberikan saran untuk anak-anak saya, dalam Pendidikan anak. Semoga hubungannya tidak putus sampai disini”.

Setelah dilaksanakan kegiatan edukasi parenting tentang pola asuh dan konflik keluarga ini. Ummu Latifa az Zahra sebagai mahasiswa yang melaksanakan program edukasi berharap ibu-ibu jitar pingitan dapat mendapatkan manfaatnya baik peningkatan pengetahuan, keterampilan dalam mengelola konflik dan komunikasi yang baik bersama anak, kepercayaan diri saat mengasuh anak, dan menjadikan hubungan yang lebih baik anadra orangtua bersama anak, suami , mertua dan semoga dapat meningkatkan kesejakteraan anak.

Dalam pelaksanaaan program ini telah dilakukan 3 tahap yaitu proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Proses prencanaan ini terdiri dari identifikasi masalah, observasi, analysis masalah/kebutuhan, hingga proses perizinan dan komunikasi bersama pihak desa dan kampus. Pada tahap pelaksanaan adalah program edukasi itu sendiri yang alhamdulillah berjalan selama kurang lebih 1 bulan. Dan tahap evaluasinya dilakukan mahasiwa dengan melihat bagaimana hasil dari setelah program dilaksanakan. (ulz)