MAHASISWA S2 PNF UNY LAKUKAN PENDAMPINGAN KELUARGA DENGAN METODE HOME VISIT TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI MASYARAKAT MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

Mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Nonformal diterjunkan langsung ke masyarakat dalam program kuliah praktek oleh pihak kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Praktek yang dilakukan ini merupakan bagian dari mata kuliah “Praktik Inovasi Program Pembelajaran” yang diampu oleh dua dosen yaitu, Dr. Puji Yanti Fauziah, S.Pd., M.Pd. dan Hiryanto, S.Pd., M.Pd. Kegiatan praktik langsung di masyarakat ini memberikan pengalaman yang berbeda pada mahasiswa karena manfaat dari ilmu yang sudah dipelajari selama ini di dalam kelas dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Salah satu mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Nonformal, Fidela Alma Sahira, memilih melakukan kuliah praktek di masyarakat Moyudan, Sleman. Tepatnya di dua dusun yaitu Dusun Pingitan dan Dusun Jitar, Sumberarum, Moyudan, Sleman, DI Yogyakarta dengan fokus kegiatannya adalah melakukan pendampigan keluarga. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan Maret 2023 dengan metode home visit atau kunjungan dari satu rumah ke rumah warga yang lain.

 

Sebelum melakukan kegiatan kuliah praktek, Alma, mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Nonformal telah melakukan observasi di lingkungan masyarakat Dusun Pingitan dan Jitar. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui masalah apa yang sedang dibutuhkan masyarakat dan kegiatan apa yang akan memberikan manfaat pada masyarakat. Pada masyarakat Dusun Pingitan dan Jitar yang mayoritas para ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah anak yang mayoritas lebih dari satu di setiap keluarganya, membuat Alma merasa perlu dilakukannya pendampingan keluarga. Apalagi rata-rata tingkat pendidikan paling tinggi para ibu di lingkungan masyarakatnya adalah setingkat lulusan Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal itu tentu saja sangat berpengaruh terhadap cara para ibu dalam mengasuh dan mendidik anak pada kesehariannya. Selain alasan diatas, saat observasi dilakukan, Alma juga mendapatkan informasi tambahan dari beberapa cerita antar masyarakat pedukuhan yang mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kasus kekerasan pada anak di lingkungan Dusun Pingitan dan Jitar.

 

Melihat keadaan tersebut, Alma berupaya untuk membantu masyarakat dengan melakukan kegiatan pendampingan keluarga karena dinilai akan lebih bermanfaat untuk diterapkan. Bentuk program yang dilakukan adalah dengan memberikan edukasi tentang Pendidikan Karakter Anak pada ibu-ibu warga masyarakat Dusun Pingitan dan Jitar. Pendampingan keluarga dilakukan dengan metode home visit atau kunjungan dari satu rumah ke rumah lainnya. Metode ini dipilih karena dianggap lebih efektif dan efisien. Selain itu metode home visit ini memberikan ruang privat dan kesempatan serta waktu bercerita yang lebih lama kepada para ibu yang membutuhkan pendampingan. Para ibu juga lebih leluasa saat berbagi cerita tentang apa yang dirasakan dalam proses pengasuhan dan mendidik anak selama kunjungan home visit ini. Alma sebagai mahasiswa S2 PLS dan dalam kegiatan ini bertindak sebagai konselor yang menerima cerita dari para ibu memberikan keyakinan kepada ibu tersebut jika ada masalah keluarga dalam pengasuhan anak dan hal itu merupakan rahasia keluarga, maka privasi ibu dan keluarganya akan tetap terjaga dan tidak akan disebarluaskan.

 

Sebelum kegiatan pendampingan keluarga dilaksanakan, Alma terlebih dahulu sudah menyiapkan materi tentang Pendidikan Karakter Anak secara terperinci diantaranya seperti: mengenali berbagai macam kecerdasan anak, memahami emosi dan keinginan anak dengan metode sharing (mengajaknya mengobrol atau berdiskusi), mengenali karakter anak berdasarkan urutan kelahiran, menghadapi anak yang tantrum dengan tenang, dan membiasakan 3 kata-kata emas pada anak (tolong, terimakasih, maaf) dalam kesehariannya. Dilengkapi pula dengan membuat jadwal kunjungan home visit ke rumah setiap ibu lalu memberikan pretest tentang Pendidikan Karakter Anak dimana setiap ibu diminta mengisi sesuai dengan pemahamannya. “Pendampingan keluarga dengan materi pendiidkan karakter ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bercerita kepada para ibu tentang kesehariannya dalam mendampingi anak serta memberi wawasan baru sebagai edukasi pendidikan karakter untuk para ibu,” ucap Fidela Alma Sahira.

 

Kegiatan pendampingan keluarga tentang Pendidikan Karakter Anak ini berlangsung selama satu bulan yaitu pada bulan Maret 2023 lalu dan mendapat respon yang positif dari para ibu warga masyarakat Dusun Pingitan dan Jitar. Hal ini terbukti dengan antusias masyarakat ketika Alma datang ke rumah-rumah para ibu dan memulai kegiatan pendampingan keluarganya. “Bersyuukur sekali ada mahasiswa yang peduli dengan cara mendidik anak dan memberikan pendampingan untuk kami, ibu-ibu Jitar Pingitan sampai datang ke rumah kami. Terimakasih sudah mau berbagi ilmu untuk kami semua, semoga sukses dimanapun berada,” ujar Bu Nurul salah satu ibu Dukuh Pingitan yang mengikuti pendampingan.

 

Masyarakat Dukuh Pingitan dan Jitar, Sumberarum, Moyudan, Sleman khususnya para ibu merasakan bertambahnya wawasan mereka tentang Pendidikan Karakter Anak dari kegiatan pendampingan keluarga. Bahkan, sampai saat ini beberapa ibu menghubungi Alma untuk sharing tentang cara pendampingan anak dan menceritakan beberapa perkembangan positif dalam mendidik anaknya yang sudah berhasil diterapkan para ibu. “Terimakasih buat mbak Alma dan juga kampus UNY atas bimbingannya selama ini, banyak sekali ilmu yang saya dapat dan sangat bermanfaat untuk saya pribadi dan ibu-ibu yang lain. Terimakasih banyak untuk semuanya, semoga menjadi amal panjenengan sedoyo, Aamiin,” ujar Bu Rusmiati salah satu peserta pendampingan keluarga.

 

Harapannya dari kegiatan pendampingan keluarga tentang Pendidikan Karakter Anak ini, para ibu bisa lebih semangat dalam mendampingi tumbuh kembang anak-anaknya dengan ilmu dan wawasan yang lebih mendalam tentang kecerdasan anak, memahami emosi dan keinginan anak, mengetahui perbedaan karakter dari setiap anak, menghadapi anak yang tantrum dengan tenang, serta membiasakan 3 kata emas yaitu tolong, terimakasih dan maaf pada anaknya. Lebih baik lagi jika wawasan dan praktek yang sudah dilakukan para ibu setelah mendapatkan pendampingan keluarga ini bisa ditularkan dengan berbagi ilmu kepada sanak saudara lainnya yang belum mengerti tentang ini. Semoga kegiatan bermanfaat seperti ini bisa diadakan kembali oleh mahasiswa S2 PLS lainnya di kesempatan serta lokasi yang berbeda. (ALM)